BIOPOTENSI DAUN PEPAYA (CARICA
PAPAYA) SEBAGAI AGEN IMUNO MODULATOR DAN PERANGSANG
PALATABILITAS PAKAN AYAM BROILER
Afduha N. Syamsi, A.S. Ali, Z. Al Khoir, T.F. Kurnia,
U.S. Wijianto
ABSTRAK
Penelitian
ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh suplementasi tepung daun pepaya dalam
ransum terhadap tingkat imunitas dan palatabilitas pakan pada ayam broiler.
Penelitian menggunakan DOC sebanyak 100 ekor yang tidak diberi perlakuan apapun
selain pakan dan dipelihara selama 35 hari. Pakan basal terdiri dari 60% jagung
giling, 30% konsentrat dan 10% dedak. Penelitian menggunakan rancangan
percobaan menggunakan rancangan acak lengkap (RAL), 4 perlakuan dan 5 ulangan
yang diterapkan sebagai berikut : P0: Kontrol; P1: Basal + 2% tepung daun
pepaya; P2: Basal + 4% tepung daun pepaya; P3: Basal + 2% tepung daun pepaya.
Data yang diamati adalah kadar leukosit darah, konsumsi pakan dan PBBH. Data
yang diperoleh dianalisis menggunakan prosedur analisis ragam (ANOVA) dengan
uji F pada taraf 5 % dan apabila hasil analisis menunjukkan pengaruh perlakuan
yang nyata akan dilanjutkan dengan uji Orthogonal Polynomial. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa perlakuan dengan penggunaan tepung daun pepaya tidak
berpengaruh nyata terhadap tingkat imunitas dan palatabiltas pakan ayam broiler.
Kata kunci: Tepung Daun Pepaya,
Ayam Broiler, Imunitas, Palatabilitas.
ABSTRACT
This study aimed to determine the effect of papaya leaf powder supplementation in the diet on the level of immunity and palatability of feed in broiler chickens. Studies using DOC as 100 individuals who were not given any treatment other than feed and maintained for 35 days. Basal feed consisted of 60% ground corn, 30% concentrate and 10% bran. Research using experimental design using a completely randomized design (RAL), 4 treatments and 5 replicates were applied as follows: P0: control; P1: Basal + 2% starch papaya; P2: Basal + 4% papaya leaf powder; P3: Basal + 2% of papaya leaf powder. Observed data is the level of blood leukocytes, feed intake and ADG. Data were analyzed using analysis of variance procedures (ANOVA) with F test at level 5% and if the results of the analysis show that the real effect of the treatment will be followed by a test Orthogonal polynomial. The results showed that treatment with the use of papaya leaf powder did not significantly affect the level of immunity and palatabiltas broiler chicken feed.
This study aimed to determine the effect of papaya leaf powder supplementation in the diet on the level of immunity and palatability of feed in broiler chickens. Studies using DOC as 100 individuals who were not given any treatment other than feed and maintained for 35 days. Basal feed consisted of 60% ground corn, 30% concentrate and 10% bran. Research using experimental design using a completely randomized design (RAL), 4 treatments and 5 replicates were applied as follows: P0: control; P1: Basal + 2% starch papaya; P2: Basal + 4% papaya leaf powder; P3: Basal + 2% of papaya leaf powder. Observed data is the level of blood leukocytes, feed intake and ADG. Data were analyzed using analysis of variance procedures (ANOVA) with F test at level 5% and if the results of the analysis show that the real effect of the treatment will be followed by a test Orthogonal polynomial. The results showed that treatment with the use of papaya leaf powder did not significantly affect the level of immunity and palatabiltas broiler chicken feed.
Keywords: Papaya Leaf Flour, Broiler Chicken, Immunity, palatability.
PENDAHULUAN
Ayam
broiler merupakan ayam yang memiliki pertumbuhan cepat. Pertumbuhan erat hubungannya dengan konsumsi ransum.
Ransum yang baik adalah yang dapat meningkatkan palatabilitas atau tingkat kesukaaan ayam terhadap pakan. Semakin tinggi
tingkat palatabilitas ayam, maka semakin banyak pakan yang dikonsumsi. Konsumsi
yang tinggi menyebabkan pertumbuhan dan perkembangan ayam broiler lebih cepat.
Umumnya, ayam Broiler sangat rentan terhadap penyakit atau perubahan lingkungan
dan perlakuan terhadapnya. Peternak harus memberikan antibiotik untuk menjaga
imunitas dari ayam tersebut. Antibiotik umumnya diberikan dalam bentuk kimia
dengan cara injeksi secara sub cutan.
Antibiotik dalam bentuk kimia memiliki harga yang mahal dan memilki efek
samping yang mempengaruhi daging ayam yang nantinya akan dikonsumsi oleh
manusia. Oleh karena itu perlu dicari alternatif pemberian antibiotik selain
dengan zat kimia. Salah satu alternatif pemberian antibiotik pada ayam adalah
melalui ransum atau pakan yang akan di berikan. Sumber pakan alami yang
mengandung antibiotik adalah daun pepaya. Daun pepaya yang diberikan dengan
komposisi yang tepat dapat menjadi sumber antibiotik alami yang murah dan tidak
memiliki efek samping yang berbahaya bagi ayam ataupun manusia yang
mengkonsumsinya. Daun pepaya sudah terkenal sejak dahulu sebagai tanaman
berkhasiat atau herbal yang dapat menyembuhkan berbagai macam penyakit,
mengadung zat yang mampu melawan racun, serta mampu digunakan untuk merangsang
nafsu makan (palatabilitas).
Daun pepaya (Carica
papaya) mengandung enzim papain, alkaloid
karpaina, pseudo-karpaina, glikosid, karposid dan saponin, sakarosa, dekstrosa,
dan levulosa.
Keberadaan zat papain dan alkaloid khususnya, berfungsi
sebagai antibiotik alami yang antara lain meningkatkan system imun dan juga
dapat merangsang nafsu makan. Palatabilitas dapat meningkat akibat keberadaan
enzim tersebut, selain itu diduga bau khas dan kandungan beta karoten pada daun
papaya juga dapat menstimulasi peningkatan palatabilitas ayam
terhadap pakan.
Tujuan penelitian adalah untuk mengevaluasi penggunaan daun pepaya
sebagai agen antibiotik dan perangsang palatabilitas dalam pakan ditinjau dari
bobot badan ayam broiler dan daya tahan tubuh ayam terhadap penyakit. Luaran yang diharapkan dari
penelitian ini adalah untuk memperoleh informasi ilmiah mengenai biopotensi
daun pepaya (Carica papaya) sebagai
peningkat palatabilitas dan peningkat sistem imun ayam Broiler.
Manfaat penelitian adalah untuk mengoptimalkan pemanfaatan daun pepaya sebagai pakan ternak yang murah dan
mudah dilakukan dan mengoptimalkan performans kesehatan ternak melalui
pemanfaatan daun pepaya sebagai agen imuno modulator dan perangsang
palatabilitas.
METODE PENDEKATAN
Materi penelitian meliputi alat
dan bahan. Alat yang digunakan meliputi kandang, sarana produksi ternak dan
seperangkat alat analisis data. Bahan yang digunakan meliputi DOC ayam broiler,
desinfectan, sekam, tepung daun pepaya (jenis kalifornia) dan pakan (Basal
terdiri dari jagung giling 60%, Konsentrat 30% dan dedak 10%).
Penelitian dilakukan dengan metode experimental secara in vivo. Peubah
yang diamati dalam penelitian ini adalah pertumbuhan bobot badan ayam broiler dan
tingkat imun ayam broiler (AOAC, 1990). Penelitian dilaksanakan
dengan metode experimental dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL)
(Steel dan Torrie, 1993). Setiap perlakuan diulang sebanyak 5 kali,
perlakuan yang diuji
adalah :
R0 = Ransum
kontrol + 0%
daun papaya
R1 = Ransum kontrol
+ 2%
daun papaya
R2 = Ransum
kontrol + 4%
daun papaya
R3 = Ransum
kontrol + 6%
daun papaya
Data yang diperoleh dianalisis menggunakan
analisis ragam menurut Steel dan Torrie (1993) dengan model matematik :
(Yij = μ +τ i + εij)
Yij = nilai pengamatan dari prlakuan ke i dan ulangan ke j.
μ = nilai tengah populasi.
τ i = pengaruh perlakuan ke i.
εij =
pengaruh galat percobaan.
Bila berpengaruh nyata (p<0,05) maka
dilanjutkan dengan uji Orthogonal Polynomial.
Pertambahan bobot badan diperoleh melalui
pengukuran atau penimbangan bobot badan tiap minggu. PBBH didapatkan dengan bobot akhir dikurangi dengan bobot awal dan dibagi
dengan lama pemeliharaan. Konsumsi
pakan didapatkan melalui pencatatan pemberian dikurangi sisa pakan setiap
harinya. Sedangkan
tingkat imunitas diukur melalui sampel darah atau profil hematologi yang dianalisis di
laboratorium Biofit Purwokerto. Data yang diperoleh dianalisa menggunakan analisis ragam.
Jika terdapat pengaruh perlakuan maka dilanjutkan dengan Uji Orthogonal Polynomial
(Steel and Torrie, 1993).
Tabel 1.
Analisis Ragam
Sumber
Variansi
|
JK
|
DB
|
KT
|
F Hitung
|
F Tabel
0.05 0.01
|
Perlakuan
|
JKPrl
|
5
|
JKPrl/5
|
KTPrl/KTG
|
s = …..
|
Galat
|
JKG
|
12
|
JKG/12
|
|
KK = %
|
Total
|
JKT
|
17
|
|
|
|
Kriteria penerimaan hipotesis apabila p > 0,05 maka H0 diterima artinya tidak
ada perbedaan nyata antar perlakuan, sedangkan jika p < 0,05 maka H1
diterima artinya ada perbedaan nyata antar perlakuan. Jika terdapat perbedaan
maka dilanjutkan dengan uji Orthogonal Polynomial (Steel and Torrie, 1993).
Penelitian
dilakukan pada bulan Maret hingga Juli 2013, sedangkan pemeliharaan dilakukan
sejak tanggal 2 April hingga 8 Mei 2013 dilaksanakan di experimental farm
Unsoed dan analisis kadar leukosit darah dilakukan di Laboratorium Biofit
Purwokerto. Pelaksanaan penelitian dibagi menjadi tiga tahap yaitu pra
penelitian, penelitian/pemeliharaan dan analisis data. Tahap pra penelitian dilaksanakan
pada tanggal 8 Maret 2013 hingga 1 April 2013, meliputi persiapan materi dalam bentuk
alat dan bahan seperti kandang, persiapan sarana produksi ternak, pakan, pencarian
daun pepaya dan DOC ayam juga pembuatan tepung daun pepaya. Daun pepaya
berasal dari jenis pepaya California
di keringkan dibawah sinar matahari selama 5-7 hari, kemudian digiling. Tahap penelitian dilaksanakan pada tanggal 2 April hingga 8 Mei
2013, merupakan pemeliharaan dan perlakuan percobaan pada ayam dalam skat
kandang yang terpisah dan terdiri dari 20 percobaan dengan satuan contoh
sebanyak 5 ekor. Tepung daun pepaya disuplementasi dalam pakan basal dan
diberikan dua
kali sehari tepatnya pada pagi dan sore hari.
Pemberian dan sisa pakan terus dicatat untuk mendapatkan konsumsi pakan ayam
yang dilakukan terus menerus sampai 35 hari. Ayam hanya divaksin pada umur 7
hari atau sebelum perlakuan dilaksanakan, tidak diberi vitamin dan antibiotik.
Setelah lewat dari umur 7 hari ayam tidak diberi perlakuan apapun kecuali
perlakuan pakan, pada hari ke 35, ayam dipuasakan untuk diambil sampel darah
keesokan harinya. Sampel darah diambil sebanyak 5 ml dan ayam tidak dipacu
penyakit selama masa pemeliharaan. Tahap ketiga yaitu Tahap analisis kimia dan data
analisis darah dilakuan di Laboratorium Biofit Purwokerto.
Sampel darah yang dianalisa adalah sebanyak 40 sampel dan diambil rata-rata
untuk analisis data dan diikuti dengan pembuatan laporan pelaksanaan kegiatan,
tahap tersebut dilaksanakan mulai tanggal 10 Mei 2013 hingga monev external
dilaksanakan yaitu tanggal 23 Juli 2013.
Instrumen
penelitian yang dikumpulkan adalah bobot badan ayam yang diukur setiap satu
minggu sekali dan tujuanya adalah mendapatkan data tentang PBBH. Selain itu
juga pengumpulan data pemberian pakan dan sisa pakan setiap hari untuk
mengetahui konsumsi pakan ayam yang bertujuan untuk mengetahui tingkat kesukaan
ayam (palatabilitas) terhadap pakan. Ayam tidak dipacu penyakit selama masa
pemeliharaan, sehingga untuk mengetahui tingkat imunitas, instrumen terakhir
yang dikumpulkan adalah kadar leukosit darah ayam bukan titer antibodi.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Penelitian dilaksanakan dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh penambahan
tepung daun pepaya dalam ransum terhadap imunitas dan palatabilitas 100 ekor
ayam broiler yang diberikan perlakuan dengan level berbeda selama 35 hari
pemeliharaan. Pengamatan dilakuakan pada tiga instrumen penelitian yaitu kadar
leukosit darah, konsumsi pakan dan pertambahan bobot badan harian ayam. Data
hasil pengamatan dapat dilihat pada tabel 3, 4 dan 5.
Tabel 2. Tabulasi Data Kadar Leukosit Darah Ayam Broiler
| Ulangan |Total | Rataan| Standar
Perlakuan | 1 2 3 4 5 | | | Deviasi
--------------------------------------------------------------------- P0 |249.1 271.6 280.6 245.7 266.0 |1313.0|262.60| 14.87
P1 |266.5 267.7 259.3 278.5 268.1 |1340.1|268.02| 6.86
P2 |260.6 299.8 255.3 266.8 262.4 |1344.9|268.98| 17.72
P3 |274.6 290.2 277.8 271.4 286.9 |1400.9|280.18| 8.05
--------------------------------------------------------------------
Total | |5398.9|269.95
|
Tabel 3. Tabulasi
Data Konsumsi Pakan
| Ulangan | Total| Rataan |
Standar
Perlakuan | 1 2
3 4 5 | | |
Deviasi
----------------------------------------------------------------------
P0 |94.76 93.13 94.49
94.98 81.16 |458.52 |91.704
|5.938
P1 |87.22 95.96
95.67 96.11 95.83 |470.79 |94.158 |3.882
P2 |94.93 95.65
94.45 93.68 93.68 |472.39 |94.478 |0.844
P3 |94.45 96.47
95.31 93.62 94.97 |474.82 |94.964 |1.056
----------------------------------------------------------------------
Total | |1876.52|93.82
|
Tabel 4. Tabulasi
Data PBBH
| Ulangan | Total|
Rataa|Standar
Perlakuan | 1 2
3 4 5 |
| | dviasi
---------------------------------------------------------------------
P0 |46.12 45.18
46.83 46.35 49.21 |233.69 |46.738 |1.507
P1 |49.84
44.70 43.95 44.64
45.25 |228.38 |45.676 |2.373
P2 |44.64
45.63 44.51 43.67
41.92 |220.37 |44.074 |1.391
P3 |45.66
47.27 44.94 43.09
43.79 |224.75 |44.950 |1.635
---------------------------------------------------------------------
Total | |907.19
|45.359
|
Data yang telah ditabulasikan di analisa menggunakan
analisis ragam. Hasil analisis kadar leukosit darah, konsumsi pakan dan PBBH
menunjukkan bahwa F hitung lebih kecil dibandingkan dengan F tabel atau P >
0,05. Hal tersebut menunjukkan bahwa H0 diterima atau tidak ada perbedaan nyata
antar perlakuan.
Tabel 5. Analisis Ragam Kadar Leukosit Darah
Sumber | Derajat
Jumlah Kuadrat F F Tabel
Variasi
| Bebas Kuadrat Tengah Hitung 0.05
0.01
--------------------------------------------------------------------------
Perlakuan
| 3 816.7055 272.2352 1.6834 3.24
5.29
Error |
16 2587.4440 161.7152 SD =
12.717
--------------------------------------------------------------------------
Total |
19 3404.1495 KK
=
|
Menurut
Susetyo dan Wibowo (2008) sistem kekebalan tubuh atau antibodi dapat muncul
akibat adanya penyakit yang menyerang ternak, oleh karena itu dalam penelitian ini
imunitas tidak diukur berdasarkan titer antibodi, tetapi dengan kadar leukosit
karena ayam tidak diberikan perlakuan pemacuan penyakit. Kadar leukosit pada
ayam yang diberi perlakuan P3 memiliki rata-rata tertinggi yaitu sebesar
28.018/mm3, namun tidak berbeda nyata terhadap perlakuan yang lainya
P > 0,05. Harahap (2008) mengatakan bahwa kadar leukosit normal ayam broiler
berkisar antara 12.000 – 30.000/mm3, hal tersebut tidak jauh berbeda
dengan data hasil pengamatan. Menurut Widjiastuti (2009), daun pepaya memiliki senyawa atau enzim papain dan alkaloid yang
seharusnya dapat meningkatkan sistem antibodi karena bersifat antibiotik.
Dharmawan (2002) mengatakan bahwa peningkatan nilai leukosit dari jumlah normal
menandakan terjadinya infeksi sedangkan penurunan leukosit menandakan depresi
sumsum tulang, yang diakibatkan oleh infeksi viral atau reaksi toksik terhadap
agen kimia. Fluktuasi jumlah leukosit cukup besar pada kondisi tertentu seperti
cekaman, stress, kekurangan pakan atau penyakit. Ayam yang terinfeksi penyakit
kadar leukositnya akan meningkat (Hodge et.al,
2002) dan titer antibodi yang tinggi (Susetyo dan Wibowo, 2008) sebagai bentuk
pertahanan tubuh.
Tabel 6. Analisis Ragam Konsumsi Pakan
Sumber | Derajat Jumlah
Kuadrat F F
Tabel
Variasi | Bebas
Kuadrat Tengah Hitung 0.05
0.01
-----------------------------------------------------------------------
Perlakuan | 3 31.6663 10.5554 0.8095 3.24
5.29
Error | 16
208.6282 13.0393 SD =
3.611
-----------------------------------------------------------------------
Total | 19
240.2945
KK =
3.849 %
|
Tabel 7. Analisis
Ragam PBBH
Sumber
| Derajat Jumlah Kuadrat F F
Tabel
Variasi
| Bebas Kuadrat Tengah Hitung 0.05
0.01
--------------------------------------------------------------------------
Perlakuan | 3
19.1032 6.3677 2.0364 3.24
5.29
Error
| 16 50.0307 3.1269 SD =
1.768
--------------------------------------------------------------------------
Total
| 19 69.1339 KK =
3.898 %
|
Rataan konsumsi pakan tertinggi adalah pada ayam yang
diberi perlakuan P3 yaitu 94,965 gram per hari, tetapi tidak berbeda nyata
terhadap perlakuan lainya P > 0,05. Menurut Syamsuhidayat dan Hutapea (1991), daun
papaya memiliki bau yang khas sehingga dapat merangsang nafsu makan atau
peningkatan palatabilitas dari ayam. Oleh karena itu,
ayam yang diberi perlakuan P3 seharusnya menunjukkan nilai yang signifikan
dibandingkan dengan P0, P1 dan P2. Menurut Widjastuti (2009),
palatabilitas pakan ayam terhadap pakan dipengaruhi oleh kualitas pakan,
karakteristik pakan (warna,bau dan bentuk), fisiologis ternak, suhu lingkungan
dan konsumsi air.
PBBH ayam
rata-rata tertinggi adalah pada ayam kontrol atau P0 yaitu 46,738 gram per
hari, tetapi juga tidak berpengaruh nyata terhadap perlakuan lainya P >
0,05. Hal tersebut menunjukkan bahwa tingkat konsumsi yang tinggi pada
perlakuan P3 tidak diikuti dengan pertambahan bobot badan yang nyata
dibandingkan dengan kontrol, P1 dan P2. Rasyaf (2003) mengatakan bahwa faktor pendukung pertumbuhan ayam broiler
adalah makanan yang menyangkut kualitas dan kuantitasnya, suhu, ayam broiler
akan tumbuh optimal pada temperatur lingkungan 19-210C dan pemeliharaan,
menyangkut sistem menajemen yakni pola pemeliharaan intensif yang berhubungan
dengan pola pemberian ransum, perawatan kesehatan ayam dan kebersihan kandang.
Menurut Bell dan Weaver (2002) bahwa faktor yang mempengaruhi pertumbuhan
adalah galur ayam, jenis kelamin dan faktor lingkungan yang mendukung.
Pengukuran bobot badan dapat menjadi salah satu kriteria untuk mengukur
pertumbuhan pada ayam broiler. Sesuai dengan pendapat Yunilas (2005) bahwa
pertambahan bobot badan merupakan manifestasi dari pertumbuhan yang dicapai
selama penelitian.
KESIMPULAN DAN
SARAN
Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pengunaan tepung
daun pepaya tidak berpengaruh nyata terhadap tingkat imunitas dan palatabilitas
pakan ayam broiler. Peneliti menyarankan untuk dilakukan penelitian ulang dan
lebih lanjut tentang biopotensi daun pepaya sebagai bahan suplemen dalam pakan
ayam broiler.
DAFTAR PUSTAKA
Amrullah,
I.K. 2003. Nutrisi Ayam Broiler. Cetakan Ke-1. Lembaga Satu Gunung Budi.
Bogor. Hal : 319 -320.
A.O.A.C. 1990. Official Methode of
Analysis. Association of Official Agricultural Chemist.
Agricultural Chemicals; Contaminants and Drugs. Vol 2. Association of Official
Agricultural Chemist., Inc. Virginia USA.
Bell, D. & Weaver. 2002. Commercial Chicken Meat and Egg. Kluwer
Academic Publishers, New York.
Church,
D. C. 1991. Livestock Feed and Feeding.
Durhan and Cowney, Inc. Portland. Oregon.
Dharmawan NS. 2002. Pengantar Patologi Klinik Veteriner (Hematologi
Klinik). Cetakan II. Pelawa Sari.Denpasar.
Harahap, Z. H. 2008. “Gambaran
Leukosit Darah Ayam Broiler yang Diberi Pakan dengan Suplementasi Serbuk Bawang
Putih, Serbuk Kunyit dan Zno”. Skripsi.
Fakultas Kedokteran Hewan.IPB.
Hodge G, Hodge S, Han P. 2002. “Allium
sativum (garlic) suppresses leukocyte inflammatory cytokine production in
vitro: potentiatial therapeutic use in the treatment of inflamatory bowel
dieseas”. Cytometry. 48: 15-209.
Maynard,
L. A., J. K. Loosly, H. F. Hinzt and R. G. Warner. 1979. Animal Nutrition. 7thEd. Lea and Febiger. Philadelphia. USA.
NRC.
1994. Nutrient Requirement of Poultry.
9thEd. National Academy of Science. Washington DC.
Parakkasi,
A. 1999. Ilmu Nutrisi dan Makanan Ternak
Ruminan. Penerbit Universitas Indonesia (UI-Press). Jakarta.
Rasyaf, M. 2003. Makanan Ayam Broiler. Yayasan Kanisius,
Yogyakarta.
Riana,
A. 2010. Pemberian Jamu Meningkatkan
Produktifitas Ayam Pedaging. Makalah LKS Tingkat propinsi Jabar 2010.
Saleh,
E. 1984. Palatabilitas Bahan Ransum dan
Faktor-faktore yang mempengaruhinya. IPB. Bogor.
Sharma,
V.C. dan O. N. Ogbeide. 1991. Renewable Energy Resource For The Production
Of Alchohol Fuels 7 (10): 871 -873.
Soranta,W.E. 2008. Skripsi Aktivitas
Antibakteri Ekstrak Etanol Daun Pepaya (carica papaya ) terhadap Escherichia
coli dan Staphylococcus aureus multiresisten antibiotik.
Universitas muhammadiyah Surakarta: Surakarta.
Steel, R.G.D. dan J.H. Torrie. 1993. Prinsip dan Prosedur Statistika suatu Pendekatan Biometrik. Edisi ke 2. PT
Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
Susetyo, Ukon dan M. H. Wibowo.
“Perbandingan Titer Antibodi Ayam Broiler yang Divaksin pada Umur & dan 14
Hari Menggunakan vaksin Avian Influenza Heterolog Subtipe H5N2”. J. Sain. Vet. Vol. 26. No.2.No: 78-87.
Syamsuhidayat, S. J. R.
Hutapea. 1991. Inventarisasi Tanaman Obat
Indonesia. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Jakarta.
Tillman,
A. D., H., Hartadi, S. Reksohadiprodjo, S. Prawirokusumo dan S. Lebdosoekodjo.
1991. Ilmu Makanan Ternak Dasar.
Cetakan Kelima. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.
Widjastuti,T.2009.” Pemanfaatan
Tepung Daun Pepaya (Carica Papaya.L L Ess) Dalam Upaya Peningkatan
Produksi Dan Kualitas Telur Ayam Sentul”. Jurnal Agroland. Vol.16 (3). Hal: 268-173.
Yunilas, 2005. “Performans ayam broiler yang diberi
berbagai tingkat protein hewani dalam ransum”. Jurnal Agribisnis Peternakan, 1(1).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar